TEORI JARUM SUNTIK, PSIKOANALITIK,
DAN SPIRAL OF SILENCE DALAM KOMUNIKASI POLITIK
Image result for UNITRI










Aploisari Saekoko
Arfian Takandjandji


Dedek Wasti Rita
Elisabeth Saro
Fian Ghaniy Fafani
Firdha Umari
Maria Beatrix Toyo
Maria Gracelia W K


ILMU KOMUNIKASI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
KOTA MALANG
2017

 KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
 Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, Oktober 2017

Penyusun
                       




DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 2
1.3 Tujuan....................................................................................................................  2         
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Komunikasi ...........................................................................................3
2.2. Definisi Politik.....................................................................................................3
2.3. Definisi Komunikasi Politik…………………………………………………….4
2.4. Teori Jarum Hipodermik………………………………………………………..4
2.5. Teori Psikoanalitik………………………………………………………………5
2.6. Teori Spiral Of Silence………………………………………………………….5

BAB III PENUTUP
          3.1. Kesimpulan...........................................................................................................6
          3.2. Saran.....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA












BAB I
PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang
Akhir-akhir ini sering terjadi kericuhan yang berunsur kepentingan politik. Ini berarti membuktikan bahwa komunikasi di Indonesia terkait dengan politik masih rendah. Masih banyak masyarakat yang masih menerima sebuah informasi tanpa mengecek ulang informasi yang diterima. Komunikasi harus dipahami dan memahami, dengan komunikasi akan terjadi tindakan kebersamaan penyampaian informasi dan gagasan serta keahlian akan membentuk mekanisme yang menimbulkan kekuatan dan kekuasaan. Sementara politik berbicara tentang kekuasaan menurut Harold D Lasswel politik itu berbicara mengenai ilmu mendapatkan menjalankan dan mempertahankan kekuasaan. Komunikasi politik merupakan mekanisme untuk menimbulkan kekuasaan dan kekuatan. Agar suatu pesan dalam mempengaruhi masyarakat khususnya dalam bidang politik maka komunikasi tidak bisa dtinggalkan. Dalam politik terdapat unsur-unsur politik yaitu komunikator yang berartii aktor politik yang biasanya adalah orang yang bergerak di bidang partai tertentu dan pemilik media. Yang berikutnya adalah pesan politik yang bermuatan isi dari politik, bentuknya retorika propaganda dan public speaking. Setelah itu, ada media dan saluran yang dipakai adalah media massa. Kemudian sasaran politik adalah masyarakat.. Dan yang terakhir adalah efek yang bertujuan untuk merubah opini masyarakat. Terdapat teori-teori terkait komunikasi politik yang masih relevan di masa yang sekarang. Maka dari itu penulis mengangkat judul teori jarum suntik, psikoanalitik dan spiral of silence dalam komunikasi politik.









1.2.            Rumusan Masalah
·         Jelaskan tentang pengertian komunikasi?
·         Jelaskan tentang pengertian politik?
·         Jelaskan perngertian komunikasi poltik?
·         Jelaskan tentang teori jarum suntik?
·         Jelaskan tentang teori psikoanalitik?
·         Jelaskan tentang teori spiral of silence?
1.3.       Tujuan
·           Untuk mengetahui apa itu komunikasi
·           Untuk mengetahui apa itu politik
·           Untuk  mengetahui apa itu komunikasi politik
·           Untuk mengetahui apa itu teori jarum suntik
·           Untuk mengetahui apa itu teori psikoanalitik
·           Untuk mengetahui apa itu spiral of silence



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Definisi Komunikasi

Beberapa definisi tentang komunikasi antara lain adalah:
a)      Komunikasi adalah pengalihan informasi untuk memperoleh tanggapan.
b)      Komunikasi adalah pengkoordinasian makna antara seseorang dengan khalayak.
c)      Komunikasi adalah proses pengalihan informasi dari satu orang atau kelompok kepada orang atau kelompok lain terutama dengan menggunakan simbol.
d)     Komunikasi adalah proses penyampaiaan dan penerimaan pesan-pesan dengan lisan,tulisan,atau simbol dari seorang komunikator kepada komunikate melalui suatu media untuk mencapai tujuan tertentu.

2.2.Definisi Politik
Beberapa definisi tentang politik antara lain:
a)      Politik adalah siapa memperoleh apa, kapan dan bagaimana (who, gets, what, when and how).
b)      Politik adalah proses pembagian nilai-nilai dan wewenang.
c)      Politik adalah bagaimana memperoleh kekuasaan,bagaimana
d)     memperagakannya, dan bagaimana mempertahankannya.
e)      Politik adalah pengaruh
f)       Politik adalah tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan dan atau memperluan tindakan lainnya.
g)      Politik adalah kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka dalam kondisi konflik.
Berdasarkan definisi-definisi tentang politik tersebut diatas dapat disimpulkan ilmu politik mencangkup sesuatu yang dilakukan orang, atau dengan perkataan lain politik adalah kegiatan.




2.3.Definisi Komunikasi Politik

    Dengan memandang esensi komunikasi sebagai interaksi sosial, dan esensi politik sebagai konflik sosial, dan Nimmo merumuskan komunikasi politik sebagai kegiatan yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktul dan potensial yang mengatur perilaku manusia dalam kondisi konflik.
Definisi komunikasi politik yang lain adalah yang dikemukakan oleh Richard Fagen yang mengatakan bahwa komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang terdapat dalam suatu sistem politik yang mempunyai dampak secara aktual dan potensial.
Politik dan komunikasi adalah sama-sama suatu proses dan sama-sama suatu pembicaraan. Pembicaraan disini bukanlah dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan, melainkan pembicaraan dalam arti luas dan inklusif, yaitu berarti segala cara orang bertukar simbol, kata yang diucapkan atau dituliskan, gambar, gerakan, sikap tubuh dan pakaian.

2.4.  Teori Jarum Hipodermik 
        Teori ini berpendaat bahwa seluruh pesan politik disampaikan kepada masyarkat (terutama) melalui media massa pasti mempengaruhi pembacanya dan memberikan efek positif. Karena media massa seperti jarum suntik raksasa yang menyuntikann informasi-informasi politik ke aliran darah khalayak. Modal dari teori ini adalah aliran satu tahap yaitu dari media langsung kepada khalayak. Dimana orang-orang dianggap sebagai sekumpulan orang yang homogen dan pasif, sehingga apapun yang diberikan media dapat diterima begitu saja oleh mereka dan bahkan bisa menjadi kebudayaan baru dalam kehidupan mereka.
Kekuatan teori ini adalah :
1.      Media memiliki peranan yang kuat dan dapat mempengaruhi aveksi,kognisi, dan behavior dari audiencnya.
2.      Pemerintah dalam hal ini penguasa dapat memanfaakan media untuk kepentingan birokrasi ( negara otoriter ).
3.      Audiencnya dapat lebih mudah dipengaruhi
4.      Pesannnya lebih mudah dipahami.
Berdasarkan teori tersebut komunikator politik (politisi propesional), selalu memandang bahwa pesan politik apapun yang disampaikan kepada khalayak, apalagi melalui media massa, seperti menimbulkan efek yang positif berupa citra yang baik, penerimaan atau dukungan. Ternyata asumsi terebut tidak benar seluruhnya, karena efek sangat tergantung pada situasi dan kondisi khalyak, disamping daya tarik isi, dann kreadibilitass komunikator. Meskipun demikian teori jarum hipodermik atau teori peluru tidak rntuh ama sekali, karena tetap diaplikasikan atau digunakan untuk menciptkan efektifitas dalam komunikasi politik.. Hal ini tergantung kepada system organisasi dan situasi, terutama yang dapat diterapkan dalam system politik yang oteriter dengan bentuk kegiatan seperti indoktrinasi,perintah,dan pengarahan. Itulah sebabnya teori ini tetap relevan dan mampu menciptakan komunikasi yang efektif. Teori ini  juga lebih memusatkan perhatian kepada efek efekif dan behavioral.

2.5.Teori Psikoanalitik
     
       Teori ini berpendapat bahawa kepribadian seseorang sangat berpengaruh terhadap perilaku dan pembelajaran politik orang tersebut. Aliran psikoanalitik mempelajari perkembangan kepribadian dan perilaku abnormal daripada aliran psikologi. Aliran ini dikembangkan oleh Dr. Sigmund Freud sehingga lebih dikenal dengan nama Aliran Freud. Proses pengobatan gejala-gejala histeria mulai dari pembiusan kemudian beralih ke hipnotis dan terapi bicara atau psikoanalisa yang mengutamakan pentingnya proses ketaksadaran.Ada dua variasi dalam teori ini yaitu personal dan intrapersonal. Personal menekankan pada kepribadian dalam diri, bahwa manusia bertindak berdasarkan motif dalam pikiran sadar dan bawah sadarnya. Sedangkan intrapersonal menekankan pada pandangan bahawa manusia memerlukan pemenuhan kebutuhan dalam berhubungan dengan orang lain. Dasar pendapat dan pandangan Frued berangkat dari keyakinan bahwa pengalaman mental manusia tidak ubahnya seperti gunung es yang terapung di samudera yang hanya sebagian terkecil yang tampak, sedangkan sembilan persepuluhnya dari padanya yang tidak tampak itulah yang merupakan bagian/lapangan ketidaksadaran mental manusia berupa pikiran kompleks, perasaan, dan keinginan-keinginan bawah sadar yang tidak dialami secara langsung tetapi ia terus mempengaruhi tingkah laku manusia.Bagi Frued, segala bentuk tingkah laku manusia bersumber dari dorongan-dorongan pikiran bawah sadar. Dialektika antara kesadaran dan ketidaksadaran ini dijelaskan Frued dalam tiga sistem kejiwaan.

2.6.Teori Spiral Of Silence
    Spiral of silance adalah salah satu bagian dari teori komunikasi massa, yang secara bahasa arti dari “Spiral adalah lingkaran atau perputaran dan Silance bermaknakan diam atau sunyi”.
Menurut ilmu komunikasi bahwa Spiral Of Silance adalah salah satu dari teori komunikasi massa yang ketika seorang atau individu memiliki opini tentang berbagai isu.Akan tetapi, kekuatan akan terisolasi meentukan apakah individu itu akan mengekspresikan opini-opininya secara terbuka atau tidak. Untuk meminimalkan kemungkinan terisolasi, individu-individu itu kemudian akan mencari dukungan bagi opini mereka dari lingkungannya, terutama dari media massa. Dengan demikian posisi yang tadinya minoritas bisa berkembang menjadi lebih mendekati mayoritas karena mereka sudah mendapatkan dukungan. Namun selama dukungan tidak diperoleh atau dianggap tidak memadai mereka akan tetap merasa sebagai minoritas dan akan terus memilih untuk mencari jalan aman dengan menyembunyikan opininya (menerima opini kelompok mayoritas).
Teori Spiral Of Silance juga dapat diuraikan sebagai kelompok minoritas yang memiliki opini tentang berbagai isu. Akan tetapi kekuatan akan itu terisolasi akan menentukan apakah opini kelompok minoritas mengekspresikan opini secara umum. Teori Spiral Of Silance dapat dianggap sebagai bagian dari tradisi sosiopsikologis karena penekanannya pada apa yang dilakukan oleh manusia dalam menanggapi situasi yang mereka hadapi, dan yang menarik dari teori Spiral Of Silance ini adalah interaksi yang kompleks antara pernyataan masyarakat.











BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
            Komunikasi politik merupakan kegiatan yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktul dan potensial yang mengatur perilaku manusia dalam kondisi konflik. Definisi komunikasi politik yang lain adalah yang dikemukakan oleh Richard Fagen yang mengatakan bahwa komunikasi politik adalah kegiatan komunikasi yang terdapat dalam suatu sistem politik yang mempunyai dampak secara aktual dan potensial.
Dalam proses politik, komunikasi politik sangat penting terutama sebagai jembatan untuk menyampaikan pesan-pesan dan aktor - aktor politik  atau komunikasi yang berkaitan dengan kekuasaan , jalannya pemerintahan dan kebijakan  pemerintah. Proses komunikasi politik dimaknai sebagai proses penyampaian pesan. Pesan politik yang berkaitan dengan  kekuasaan, jalannya pemerintahan, dan kebijakan pemerintahan oleh faktor - faktor politik kepada komunikan melalui media atau saluran - saluran komunikasi politik, sehingga dihasilkan tanggapan atau balasan dari komunikan. Sebab dalam kehidupan bernegara, setiap individu memerlukan informasi terutama mengenai kegiatan masing-masing pihak menurut fungsinya.

3.2.  Saran
Hal yang di perlukan dalam Komunikasi politik secara keseluruhan tidak bisa dipahami tanpa menghubungkannya dengan dimensi-dimensi politik serta dengan segala aspek dan problematikanya. Kesulitan dalam mendefinisikan komunikasi politik terutama dipengaruhi oleh keragaman sudut pandang terhadap kompleksitas realitas sehari-hari.Maka komunikasi politik sangat di butuhkan oleh beberapa orang yang melakukan aktivitas politik di dalam kegiatan politik. Untuk menciptakan perubahan politik yang lebih baik.




DAFTAR PUSTAKA

Dan nimmo,  Komunikasi  Politik, Khalayak dan Efek, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1989),
Dan Nimmo. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media. Penerj: Tjun Surjaman. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1993).
Riswandi. Komunikasi Politik: Edisi Pertama (Yogyakarta; Graha Ilmu, 2009)
Mariam Budiardjo : Dasar-Dasar Ilmu Politik: Edisi Pertama (Januari 2008)


Komentar